Pages

Friday, July 22, 2011

Terminologi Pewarisan Sifat 'Mendel'


Ada beberapa istilah yang perlu diketahui untuk menjelaskan prinsip-prinsip pewarisan sifat.  Seperti telah disebutkan di atas, P adalah individu tetua, F1 adalah keturunan generasi pertama, dan F2  adalah keturunan generasi ke dua. Selanjutnya, gen D dikatakan sebagai gen atau alel dominan, sedang gen d merupakan gen atau alel resesif. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat) tertentu.  Gen D dikatakan dominan terhadap gen d, karena ekpresi gen D akan menutupi ekspresi gen d jika keduanya terdapat bersama-sama dalam satu individu (Dd). Dengan demikian, gen dominan adalah gen yang ekspresinya menutupi ekspresi alelnya. Sebaliknya, gen resesif adalah gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi alelnya.
Individu Dd dinamakan individu heterozigot, sedang individu DD dan dd masing-masing disebut sebagai individu homozigot dominan dan homozigot resesif. Sifat-sifat yang dapat langsung diamati pada individu-individu tersebut, yakni tinggi atau pendek, dinamakan fenotipe.  Jadi, fenotipe adalah ekspresi gen yang langsung dapat diamati sebagai suatu sifat pada suatu individu. Sementara itu, susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu sifat dinamakan genotipe.  Pada contoh tersebut di atas, fenotipe tinggi (D-) dapat dihasilkan dari genotipe DD atau Dd, sedang fenotipe pendek (dd) hanya dihasilkan dari genotipe dd.  Nampak bahwa pada individu homozigot resesif, lambang untuk fenotipe sama dengan lambang untuk genotipe.   .

Sterilisasi (Mikrobiologi)

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin).
(Hadioetomo, 1993)
Metode yang digunakan dalam sterilisasi ada beberapa macam antar lain:
  • Metode pemanasan, metode yang sangat sering digunakan, karena dalam metode ini dapat membunuh bakteri dengan menggunakan pemanasan dengan suhu di atas 100?C, bukan hanya bakteri saja yang terbunuh tetapi spora juga dapat terbunuh.
  • Metode ionizing irradiation, metode dengan menggunakan radiasi dari ß dan metode ini biasa digunakan untuk mensterilkan jarum, latex catheters dan surgical gloves.
  • Metode filtrasi merupakan metode yang digunakan untuk memindahkan atau memisahkan bakteria, sehingga didapatkan suatu cairan yang lebih murni. Metode filtrasi ini digunakan untuk bahan-bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan seperti media dan serum.
  • Metode kimia, digunakan dengan cara memberikan cairan disinfektan. Macam-macam senyawa kimia yang digunakan untuk sterilisasi adalah alkohol 70%, formalin 4%, fenol dan detergen 
(Greenwood, 2002).

Teknik Aseptis

Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril (Afrianti, 2004).
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian (Pelczar & Chan, 1986).
Teknik aseptis merupakan teknik yang digunakan untuk menghindarkan atau mengurangi keberadaan dari kontaminan. Teknik aseptis itu antara lain:
  • Disinfeksi area kerja, meja disemprot dengan alkohol 70%, kemudian dilap dengan tissue. Tangan juga disemprot dengan alkohol 70%, untuk menghindarkan dari adanya kontaminasi.
  • Mulut tabung/ erlenmeyer, sterilisasi mulut tabung/ erlenmeyer dilakukan dengan membuka tutup tabung dan dilewatkan pada api, setelah itu menutup kembali dengan kapas.
  • Cawan petri, cawan petri sebelum digunakan terlebih dahulu harus dilewatkan ke api bunsen, harus didekatkan ke api bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
(Benson, 2002)

Potato Dextrose Agar (PDA) Medium

Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur (Firman, 2009). Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA) secara sederhana adalah sebagai berikut:
kentang sudah ditimbang dan direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan pHnya. Sebelum dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat, medium dapat ditanami bakteri  
(Schegel, 1993).
Fungsi bahan yang digunakan pada medium PDA :
- Kentang                : sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi.
- Dextrose               : sebagai sumber gula dan energi
- Agar                      : Untuk memadatkan medium PDA.
- Aquadest               : Untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang.
(Firman, 2009)
 Daftar Pustaka
Firman. 2009. Medium dan Cara Pembuatan Medium. http:// www.firmangalung07.blogspot.com. Diakses pada tanggal 23 oktober pukul 20.45 WIB
Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press: USA