Pages

Tuesday, October 06, 2009

CHORDATA


CHORDATA

PENDAHULUAN

Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam, mulai dari tingkat sederhana berbentuk seperti cacing (Tunicata), ikan lancelet sampai mamalia. Meskipun chordata sangat bervariasi dalam penampakannya, chordata dikelompokkan dalam satu filum melalui kahadiran empat struktur anatomis yang muncul pada suatu waktu selama masa kehidupan hewan tersebut. Ada empat ciri anatomis yang merupakan karakteristik filum chordata. Keempat ciri khas chordata ini adalah :

1. Notochord

Chordata dinamai berdasarkan suatu struktur kerangka, yaitu notochord. Notochord ditemukan pada semua embrio chordata. Notochord sendiri adalah batang fleksibel dan longitudinal yang terdapat di antara saluran pencernaan dan tali saraf.

2. Tali saraf dorsal berlubang

Tali saraf suatu embrio chordata berkembang dari suatu lempengan ektoderm yang menggulung menjadi suatu bentuk tabung yang terletak dorsal terhadap notochordnya. Hasilnya adalah tali saraf yang dorsal dan berlubang yang hanya dimiliki oleh hewan chordata.

3. Celah faring

Daerah yang terletak tepat posterior terhadap mulut adalah faring, yang membuka ke arah bagian luar hewan melalui beberapa pasang celah. Celah faring ni memungkinkan air yang masuk melalui mulut dapat keluar tanpa harus terus mengalir melalui keseluruhan saluran pencernaan. Celah faring berfungsi sebagai alat untuk memakan suspensi pada banyak chordata invertebrata. Celah-celah tersebut dan struktur yang menyokongnya telah termodifikasi untuk pertukaran gas, penyokong rahang, pedengaran dan fungsi-fungsi lain selama evolusi vertebrata.

4. Ekor pascaanus yang berotot

Sebagian besar chordata memiliki ekor yang memanjang ke arah yang posterior terhadap anus. Ekor chordata mengandung unsur otot rangka serta menyediakan sebagian besar gaya dorong pada banyak spesies aquatik.

(Campbell, 2004)

Asal-Usul Chordata

Teori-teori tentang asal usul Chordata disusun berdasarkan karakteristik invertebrata dan kordata rendah. Ada 3 teori yang dapat dikemukakan mengenai asal usul Phylum Chordata yaitu:

1. Teori Anelid

Baik anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di pembuluh-pembuluh darah longitudinal. Apabila pada anelida kita menempatkan korda sarafnya di sebelah dorsal saluran pencernaan, maka tipe aliran darahnya akan sama dengan yang terdapat pada chordata. Namun, mulut anelida itu ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada chordata yang mulutnya di sebelah ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan berubah. Lebih-lebih lagi, annelida itu tidak mempunyai struktur yang serupa dengan notokorda atau celah-celah insang (Zaif, 2009).

2. Teori Araknid

Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman Paleozoik) dan ostracoderm (chordata pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun demikian, kordata tidak mempunyai apendiks-apendiks seperti pada artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal. Sedangkan pada artopoda, korda sarafnya ada di sebelah ventral (Zaif, 2009).

3. Teori Ekinodermika

Larva tornaria dari cacing lidah Soccoglossus sp. (anak filum Hemichordata) dan larva bipinnaria dari echinodermata, semuanya transparan, bersilia eksternal, dengan ruang selom, dan mempunyai porus dorsal. Dahulu memang terjadi kekeliruan, yaitu larva cacing lidah itu diidentifikasi sebagai Asterius sp. Sebuah hipotesis pernah dikemukakahn, bahwa larva echinodermata→larva hemichordata→larva tunikata→amfioksus→ostracoderm. Jika hipotesis itu benar, maka tidak ada lagi kemungkinan akan ditemukan fosil chordata purba (Zaif, 2009).

Pembagian Chordata

Chordata dibagi menjadi 4 subfilum :

- subfilum Hemichordata

- subfilum Tunicata/Urochordata

- subfilum Cephalochordata

- subfilum Vertebrata

( Jasin, 1994)

Gambar 1.1. Pohon evolusi Chordata (Anonim, 2009)

1. Subfilum Hemichordata

Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam subphylum ini terdapat beberapa jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti cacing. Oleh karena ini dan lain faktor, hemichordates diperlakukan sebagai famili dari echinodermata dan chordata. Contoh spesies dari hemichordata adalah Balanoglossus sp. (Zaif, 2009).

2. Urochordata

Terdapat di laut dari daerah tropis sampai kutub pada pantai sampai kedalaman 4.803 m. Beberapa hidup bebas, dan beberapa melekat atau sesil, setelah masa larva yang hidup bebas. Nothocord hewan-hewan ini terdapat pada ekor pada masa larva saja. Bentuk hewan ini bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Beberapa hidup secara soliter bererapa hidup secara koloni (Zaif, 2009).

v Anatomi

Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai silinder atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu. Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan melingkar (Zaif, 2009).

Pada ujung yang bebas terdapat satu lubang yang disebut lubang oral. Pada satu sisi dekat ujung bebas terdapat lubang lain adalah lubang atrul. Pada tepi lubang tersebut pallium berhubungan dengan tunica. Di keliling lubang-lubang tersebut di dalam pallium ada otot spinecter yang kuat (Zaif, 2009).

Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran tenrakel-tentakel kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra yang berfungsi sebagai chemore\eseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus branchialis dan bermuara ke dalam ventriculus yang melebar. Ventriculus melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum bermuara melalui anus ke dalam atrium dekat lubang atrist (Zaif, 2009).

Pada Ascidia ada hermaproditisme protogyni. Ovarium dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum. Oviduct dan ductus deferens berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium dekat anus (Zaif, 2009).

v Fisiologi

Makanan berupa plankton-plankton kecil masuk ke dalam pharynx. Plankton ini terjerat oleh getah yang pekat yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal dari endostyle, dan dialirkan oleh gerakan silia pada endostyle, cristae epicaryngeales dan lamina dorsalis ke lubang esophagus, lalu mengalir melalui stigmata di mana terjadi pertukaran gas antara darah dan air. Kontraksi cor ialah secara peristaltik dengan arah yang berganti-ganti, sehingga aliran darah juga berganti-ganti (Zaif, 2009).

Kelompok sel-sel besar dengan gelembung-gelembung besar yang mengandung asam urat diduga berfungsi sebagai alat exskresi. Juga diduga bahwa grandula neurelaris berhubungan dengan exkresi. Pada tentakel di dalam lubang mulut diduga ada sel-sel yang berfungsi sebagai chemoreceptor. Juga diduga bahwa tuberculum dorsale merupakan suatu alat indera. Pada keadaan protogyni, ovarium berfungsi dulu, kemudian testis. Oleh karenanya dapat terjadi autofertilisasi (Zaif, 2009).

v Embryo

Fertilisasi berlangsung external. Pembelahan terjadi sampai terbentuk blastula. Bentuk blastula ialah pipih dengan sel-sel yang membentuk ectoderm yang agak cembung di atas dan sel-sel yang embentuk entoderm yang agak cekung di bawah. Sel-sel ectoderm memperbanyak diri lebih cepat, sehingga mereka lebih kecil. Bentuk gastrula terjadi kebanyakan dengan cara invanigasi epibolis. Pada cara ini sel-sel ectoderm terus memperbanyak diri lebih cepat, sehingga entoderm makin lama makin cekung dan ectoderm meluas menutupi entoderm. Blastocoel menghilang dengan semakin dalam cekungan sehingga terbentuk gastrula dengan archenteron dan gastoporus. Gastoporus kemudian mengecil dan terletak pada ujung caudal sebelah dorsal atau atas. Embryo kemudian memanjang, lebih mendatar, sedangkan bagian ventral tetap cembung (Zaif, 2009).

Pada tahap metamorphosis, jumlah stigmata (lubang insang) bertambah, ekor serta chordata dorsalis dan bagian caudal medulla spinalis menghilang. Bagian cranial medulla spinalis menjadi suatu ganglion dan dan gonad dimana salurannya terbentuk antara ventriculus dan intestenum dari mesoderm (Zaif, 2009).

Bagian tubuh antara bagian yang melekat dan mulut tumbuh cepat sehingga tubuh memutar mencapai 180° dengan mulut dan lubang atrial terdapat pada ujung yang bebas. Akhirnya papillae adhesivae menghilang dan seluruh tubuh dikelilingi oleh tunica (Zaif, 2009).

Subfilum Urochordata dibagi dalam classes dan ordo sebagai berikut:

· Class Larvaceae, contoh: Appendicularis sp.

· Class Ascidiaceae, contoh: Ascidiaceae sp

· Class Thalliaceae, contoh: Thalliaceae sp.

· Ordo Enterogona, contoh: Ascidia intestinalis

· Ordo Pleurogona, contoh: Botryllus violaceus

· Ordo Doliolida, contoh : Doliolum denticulatum

· Ordo Salpida, contoh: Salpa sp.

· Ordo Pyrosomida, contoh: Pyrosoma giganteum

(Pechenik, 2000)

v Sistem Pencernaan

Urochordata misalnya Ascidia bersifat filter feeders (aktif memakan partikel makanan). Esofagus merupakan lanjutan faring dekat akhir posterior lamina. Selanjutnya menuju lambung bersambung dengan usus yang melekat di sebelah kiri dari mantel. Lambung merupakan kantung dengan dinding tebal yang menghasilkan enzim karbohidrase yang mampu memecah karbohidrat. Selain itu lambung juga menghasilkan enzim proteolitik dan lipolitik. Sebelah dalam dari lambung dan penebalan usus sebelah ventral dikenal sebagai typhlosole. Sistem pencernaan Urochordata memiliki kelenjar hati yang besar. Terdapat kelenjar piloris yang bercabang-cabang di seluruh dinding usus yang berhubungan dengan lambung. Kelenjar piloris tersebut berfungsi untuk melancarkan saluran pencernaan makanan. Bagian akhir usus memutar melingkar ke depan dan berakhir pada lubang dubur yang nantinya berhubungan dengan sifon (Ruppert, 2004).

Gambar 1.1 . Subfilum Urochordata : Tunikata. (b) .Pada hewan dewasa, celah faring yang jelas terlihat berfungsi dalam pengambilan makanan berupa suspensi, tetapi karakteristik chordate lainnya tidak jelas terlihat. (c) Pada larva tunikata, yang merupakan pemakan suspensi dan berenang bebas, karakteristik chordate tampak jelas. Beberapa Urochordata tidak memiliki tahapan dewasa yang sesil dan ditemukan dalam bentuk mirip larva yang berenang bebas sepanjang hidupnya (Campbell, 2004).

v Sistem Pembuluh Darah

Jantung merupakan kantung sederhana yang berotot, terletak di dekat lambung yang berada di dalam rongga pericardium. Dalam jantung terdapat darah yang akan dipompa ke seluruh tubuh dan lat respirasi (insang). Darah yang kembali dari insang akan banyak mengandung oksigen, sedangkan darah yang kembali dari jatringan tubuh banyak mengandung karbondioksida. Namun, pembuluh arteri belum sempurna, sehingga peredaran darahnya setengan terbuka. Di dalam darah terdapat limfosit makrofagositosis dan beberapa sel berwarna serta tidak berwarna (Ruppert, 2004).

v Sistem Ekskresi

Pertukaran zat atau ekskresi dilakukan oleh nefrosit melalui sirkulasi darah. Sel-sel nefrosit mengandung uratedanxantine yang dikumpulkan dalam bentuk konsentrasi pada vesicula axcretoris atau alat ginjal (Anonim, 2009).

v Kelenjar dan Sistem Saraf

Kelenjar ini terletak di sebelah ventral dari simpul saraf yang sering dianggap homolog dengan kelenjar hipofisa. Terdapat suatu pembuluh ke muka yang terdapat pada faring. Pada bagian terminal saluran itu terdapat sel-sel yang bersilia, sedangkan pada bagian dorsalnya terdapat proyeksi tubercle dorsalis ke faring (Anonim, 2009).

Sistem ini merupakan ciri yang sangat sederhana. Pada hewan ini terdapat simpul saraf yang terletak antara lubang mulut dengan lubang atrial yang terbenam di dalam mantel. Simpul tersebut di perpanjang ke arah dorsoventral (menyilang) untuk memberi persarafan pada tubuh. Selain itu perpanjangan simpul tersebut berfungsi untuk gerak reflek yang sering disebut reflek silang dan menimbulkan kontraksi (Anonim, 2009).

3. Chepalochordata

Bentuk seperti ikan dan meliputi 30 species dan diantara yang terkenal adalah Amphioxus dan Lancelet. Hewan ini biasanya menguburkan diri dalam pasir yang bersih di dasar tepi laut yang aman dengan mencuatkan bagian anteriornya. Di dalam air biasanya berenang dengan lincah. Sebutan Lancelet disebabkan karena bentuk ujung akhir tubuh runcing. Ciri Chordata pada chepalochordata jelas sekali bila dibandingkan dengan Subfilum Hemichordata dan Urochordata (Tunicata) (Zaif, 2009).

Gambar 1.3. Subfilum Chepalochordata : Lancelet branchiostoma. Hewan invertebrata kecil ini menunjukkan keempat karakteristik chordata. Celah faring berfungsi dalam pengambilan makanan berupa suspensi. Air mengalir masuk ke dalam faring dan melalui celah menuju atrium, yaitu suatu ruang yang membuka keluar melalui lubang atriopori. Partikel makanan yang terjerat oleh mukus disapu oleh silia dalam saluran pencernaan. Segmen otot menghasilkan gerakan renang yang sinosoidal pada hewan ini (Campbell, 2004).

v Anatomi

Panjang badannya tidak melebihi 5,8 cm, runcing pada kedua ujung. Ujung cranial disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan median longitudinal yang berupa sirip dorsal dimana sirip dorsal tersebut melanjutkan diri ke caudal sebagai sirip caudal yang kemudian melanjutkan diri ke ventral cranial sampai penampang melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral. Ada 2/3 bagian dari cranial badan yang tidak ada sirip ventral, tetapi pada batas antara dataran lateral dan dataran ventral terdapat suatu lipatan yang disebut metapleura (Zaif, 2009).

Ada 100 celah-celah insang atau lebih, memanjang ke arah entrodorsal atau agak miring. Septa interbranchiala yang memisahkan celah-celah insang satu dari yang lain, disebelah dalam dilapisi oleh sel-sel ephitelium pendek dan tidak bercilia yang berasal dari ektodermal (Zaif, 2009).

Pada Amphioxus terdapat gonochorisme, tetapi bentuk hewan jantan dan hewan betina ialah sama, sehingga tidak ada dimorphisme. Gonad berbentuk sebagai kandung-kandung sejumlah 26 pasang yang tersusun antara dinding badan dan dinding lateral atrium, di daerah pharyngeal dan post-pharyngeal. Gonad tidak mempunyai saluran keluar. Bila sel-sel kelamin masak, sel-sel tersebut menembus dinding lateral aerom dan masuk ke dalam atrium untuk kemudian keluar melalui actoporus (Zaif, 2009).

v Fisiologi

Interaksi satu myomer, menyebabkan badan membengkok pada tempat myomer itu. Bila kontraksi myomer-myomer itu terjadi berturut-turut dari cranial ke caudal dan berganti-ganti kanan dan kiri, terjadi gerakan mengelombang dari tubuh cranial ke caudal (Zaif, 2009).

v Embryologi

Fertilisasi berlangsung external. Pembelahan melalui meridional, kemudian hampir equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi bentuk morula. Kemudian terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula terjadi oleh karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalam dan gastoporus mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung caudal, di dataran yang akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal dataran yang akan menjadi dataran ventral tetap melengkung. Pada sel-sel ektoderm terdapat silia. Kemudian seperti halnya pada Urochordata, ektoderm di sebelah dorsal, cranial dan gastropopus, menjadi lamina medullaris (Zaif, 2009).

Sub Phylum Chepalochordata hanya terdiri atas satu class yaitu Cephalochordata

Klasifikasi selanjutnya ialah sebagai berikut:

v Ordo : Branchiostomidae

Familia : Branchiostomidae

Contoh : Amphioxus lanceolatus

v Ordo : Amphioxidia

Famili : Amphioxididiae

Contoh : Amphioxides sp.

(Pechenik, 2000)

4. Vertebrata

Para ahli paleontologi telah menemukan fosil invertebrata yang menyerupai chepalochordata di Burgess Hale of British Columbia , Kanada. Fosil itu berumur sekitar 545 juta tahun , lebih tua dibandingkan dengan vertebrata tertua yang diketahui secara umum. Catatan pada batuan tersebut terlalu tidak sempurna bagi kita untuk dapat melacak kembali asal mula dari vertebrata pertama yang berasal dari nenek moyang invertebrata, tetapi kita dapat mengajukan hipotesis logis mengenai evolusi ini berdasarkan anatomoi dan embriologi perbandingan. Banyak ahli biologi berpendapat bahwa nenek moyang vertebrata adalah hewan yang makan dengan mengambil suspensi, mirip dengan cephalochordata, dan memiliki keempat ciri dasar chordata tersebut. Penelitian terbaru oleh para ahli sistematika molekuler mendukung hipotesis bahwa cephalochordata adalah kerabat terdekat vertebrata (Campbell,2004).

Baik cephalochordata maupun vertebrata mungkin telah berevolusi dari leluhur sesil yang sama melalui paedogenesis, perkembangan dini kematangan seksual pada larva. Peerubahan dalam gen yang mengontrol perkembangan dapat mengubah waktu terjadinya perkembangan tersebut, misalnya pematangan gonad. Mungkin perubahan seperti itu terjadi pada leluhur cephalochordata dan vertebrata, menyebabkan gonad menjadi matang pada larva yang hidup berenang sebalum dimulainya metamorfosis menuju bentuk dewasa yang sesil. Jika larva yang bereproduksi sangat berhasil, seleksi alam mungkin telah memperkuat paedogenesis dan menghilangkan tahapan metemorfosis (Campbell,2004).

Vertebrata masih mempertahankan karakteristik chordata primitif tetapi memiliki spesialisasi tambahan, yaitu ciri-ciri yang diturunkan dan dimiliki bersama yang membedakan subfilum ini dari chordata invertebrata. Banyak dari ciri-ciri yang membedakan vertebrata-vertebrata ini terkait dengan ukuran besar dan gaya hidup yang aktif (Campbell,2004).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Cephalochordata. http://mun.ca/biology. Diakses pada tanggal 28 September 2009 Pukul 17.31 WIB.

Anonim. 2009. Urochordata.http://wikipedia.com. Diakses pada tanggal 28 September 2009

Pukul 16.20 WIB

Campbell. 2004. BIOLOGI jilid 2 edisi ke-5. Erlangga : Jakarta

Jasin, Maskoeri. 1994. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya :

Surabaya

Pechenik. 2000. Biology of the Invertebrates. Mc Graw Hill Company : USA

Ruppert. 2004. Invertebrate Zoology. Thomson Learning : Belmont,USA

Zaif. 2009. Filum Chordata. http://wordpress.com/phylum-chordata. Diakses pada tanggal 18

September 2009 Pukul 20.05 WIB

No comments: