Pages

Saturday, October 03, 2009

KOMPETISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa waktu terakhir, berbagai upaya memaksimalkan hasil tanaman budidaya telah banyak dilakaukan. Upaya-upaya tersebut dapat berupa penggunaan bibit unggul atau mengatur jarak tanam. Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intraspesies. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman (Budiastuti , 2009).

Sawi dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya memeperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan zat hara dan sinar matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara sawi dan jagung. Tumpang tindihnya relung ekologi antara sawi dan Jagung akan mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan sawi (Brassica juncea) dan jagung (Zea mays).

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas pada praktikum ini adalah bagaimana cara mengetahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan sawi (Brassica juncea) dan jagung ( Zea mays ).

1.3 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan sawi (Brassica juncea ) dan jagung (Zea mays).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompetisi

Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono, 2005).

Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton, 1990).

Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) (Ewusie,1990).

2.2 Macam-macam Kompetisi

Kompetisi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

  1. Kompetisi intraspesifik yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama
  2. Kompetisi interspesifik yakni persaingan antara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama
  3. Intraplant competition yakni persaingan antara organ tanaman, misalnya antar organ vegetatif atau organ vegetatif lawan organ generatif dalam satu tubuh tanaman
  4. Interplant competition yakni persaingan antar dua tanaman berbeda atau bersamaan spesiesnya (dapat pula terjadi pada intra maupun interplant competition)

(Kastono , 2005)

2.3 Persaingan intraspesifik

Pada latihan dalam laboratorium dalam persaingan intraspesifik diambil contoh hasil telur pada Drosophyla dalam kaitannya dengan rapatan populasi. Dalam percobaan ini pengaruh rapatan populasi pada kecepatan produksi telur pada lalat buah Drosophyla akan dipelajari sebagai suatu contoh persaingan intraspesifik. Tempat penimbunan telur akan dibuat tetap dan jumlah lalat betina bertambah secara logaritmik ( Michael ,1994 ).

2.4 Persaingan Interspesifik

Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan lingkungan kapan pun spesies lain bersaing secara serius dengan spesies pertama untuk beberapa sumber penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies. Hokum Gause menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas menghuni ceruk yang sama secara serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari ceruk tersebut dengan demikian keduanya akan mencapai keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik berkurang karena setiap spesies menghuni suatu ceruk mikro yang terpisah (Michael, 1994).

Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, system-sistem akan bersaing untuk air dan bahan makanan, dan karena mereka tak bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah polybag ukuran 5 kg , alat ukur (meteran dan neraca) , gelas plastik (bekas air kemasan), pipet tetes ,dan kapas.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan pada percobaan ini adalah biji sawi (Brassica juncea), biji jagung (Zea mays), tanah humus , dan pupuk organik.

3.2 Cara Kerja

Langkah pertama yang dilakukan adalah biji sawi (Brassica juncea) direndam di dalam air selama satu jam, sedangkan biji jagung (Zea mays) direndam selama 24 jam. Setelah itu, masing-masing biji dikecambahkan pada media gelas plastik (bekas air kemasan) yang dilapisi kapas basah. Setelah tumbuh dua daun pertama, masing-masing biji disemai ke polybag yang telah diisi tanah dan pupuk. Setelah itu, penyemaian diatur sesuai pola kompetisi (intraspesifik dan interspesifik) dan rancangan percobaan. Kemudian, pengamatan pertumbuhan biji dilakukan setiap 7 hari sekali selama 21 hari. Pengamatan tersebut berupa pengukuran tinggi tanaman (pertumbuhan vegetatifnya).

BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Kompetisi Intraspesifik

4.1.1.1 Kompetisi Antar Sawi (Brassica juncea)

Sawi Vs Sawi

(Brassica juncea Vs Brassica juncea)

Tanah

Tanah : Pupuk

(1:1)

Tanah : Pupuk

(1:2)

Tanah : Pupuk

(1:3)

Tanah : Pupuk

(1:4)

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

I

II

III

I

II

III

I

II

III

I

II

III

I

II

III

2,8

2,8

3,8

3

3

4,8

1,5

3

4.2

2,6

3

4,2

3,5

5

5,1

1,9

1,9

1,9

4

4,5

4,5

1,5

3

3

1,6

3

3

3,8

3

5

1,5

1,5

2

3

3

3

2

3,5

4

1,5

2

3,2

7,5

4

4,7

2

2

2,4

2,5

2,5

3,4

2,3

3

2,1

3

4

4

3,5

3

4,9

3

3

3

1,4

2,5

2,5

1,8

3,5

1,5

3

4

4

2

4

4,5

3

3

3

3

4

4

2,8

3,5

2

3,5

3,5

3,5

3,5

4,5

5,3

3,9

3,9

4

4,5

4,5

5,2

2,5

2,5

3

3,5

3,5

4

4,6

4,6

-

3

3

3

4,3

4,5

4,5

1,5

1,5

-

3

3

4

3

3

-

2

2,8

3

4

4

4

-

-

-

2,8

2,8

2,8

6

6

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4

4

-

3,5

3,5

-

















4.1.1.2 Kompetisi Antar Jagung (Zea mays)

Jagung Vs Jagung

(Zea mays Vs Zea mays)

Tanah

Tanah : Pupuk

(1:1)

Tanah : Pupuk

(1:2)

Tanah : Pupuk

(1:3)

Tanah : Pupuk

(1:4)

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

I

II

III

I

II

III

I

II

III

I

II

III

I

II

III

1,7

1,5

3

1,5

3,5

3,5

2,5

7

7

3,5

-

8

4,5

9

9

1

6,7

5

1,5

1,5

5

0,3

0,5

0,5

6,5

-

6

-

-

-

1

6,5

5,2

2

2

5,2

5,5

0,5

0,5

-

-

-

-

-

-

2

1

-

-

-

-

-

0,3

-

-

-

-


-

-

















4.1.2 Kompetisi Interspesies

Sawi Vs Jagung

(Brassica juncea Vs Zea mays)

Tanah





Tanah : Pupuk

Tanah : Pupuk

Tanah : Pupuk

Tanah : Pupuk

(1:1)

(1:2)

(1:3)

(1:4)


Sawi




Sawi



Sawi



Sawi



Sawi


MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

I

II

III

I

II

III

I

II

III

I

II

III

I

II

III

2

1.5

2.2

2.7

3

3

2.3

2.6

2.6

1.7

2.5

2

2

2.2

3.2

3.5

3

4

2

4

4.3

3.3

1.8

0

1.2

0.5

0

3

2.4

3.4

0.5

1.8

2.5

2.7

3.2

3.5

2

3

0

0

0

0

2.5

2.8

2.9

4

0

0

1.5

1.9

3

3.5

2.5

0

0

0

0

2.2

2

2.8

3

0

0

0

0

0

2.5

2

0

0

0

0

2.5

3

3.6

2.5

0

0

0

0

0

2.5

0

0

0

0

0

1

0

3.8

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3.3

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Sawi Vs Jagung

(Brassica juncea Vs Zea mays)

Tanah





Tanah : Pupuk

Tanah : Pupuk

Tanah : Pupuk

Tanah : Pupuk

(1:1)

(1:2)

(1:3)

(1:4)


Jagung



Jagung



Jagung



Jagung



Jagung


MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

I

II

III

I

II

III

I

II

III

I

II

III

I

II

III

4

10

7

1.7

0

0

2.5

5.5

5.3

2.9

7

6

2

3

3.3

3

9

7.5

2.6

0

0

2.5

6.4

7

3.7

0

0

0

3.5

3.8

0

0

0

0

0

0

2

0

0

0

0

0

0

0

3.9

0

0

0

0

0

0

1.5

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perlakuan dan Pengamatan

Kompetisi merupakan suatu interaksi yang terjadi pada suatu komunitas untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas. Secara sederhana kompetisi terbagi atas kompetisi interspesies dan kompetisi antarspesies. Percobaan ini sendiri bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan tanaman dimana spesies yang digunakan adalah Zea mays (jagung) dan Brassica juncea (sawi). Untuk percobaan ini, hal pertama yang dilakukan adalah merendam biji sawi dan jagung di dalam air. Biji sawi direndam selama satu jam, sedangkan biji jagung direndam selama sehari semalam (24 jam). Perendaman ini bertujuan supaya biji lebih cepat berkecambah karena perkecambahan biji sendiri bergantung pada imbibisi. Imbibisi adalah penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Setelah perendaman selesai, biji dikecambahkan terlebih dahulu di atas wadah berupa gelas plastik (bekas air kemasan) yang dilapisi kapas basah. Sementara itu, media tanam berupa polybag berisi tanah dan pupuk organik mulai disiapkan. Pada percobaan ini sendiri dibutuhkan lima belas buah polybag berukuran 5 kg. Polybag-polybag tersebut diisi tanah dan pupuk dengan komposisi yang berbeda. Tiga buah polybag pertama hanya diisi dengan tanah sebanyak 5 kg (Polybag A), tiga buah polybag kedua diisi tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1 (Polybag B), tiga buah polybag ketiga diisi tanah dan pupuk dengan perbandingan 1:2 (Polybag C), tiga buah polybag keempat diisi tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:3 (Polybag D), tiga buah polybag terakhir diisi tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:4 (Polybag E). Perbedaan komposisi tanah dan pupuk organik tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh media tanam dan zat hara terhadap kompetisi individu sehingga selanjutnya dapat diketahui bagaimana pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan tanaman (Brassica juncea dan Zea mays).

Kecuali komposisi tanah dan pupuk organik, setiap polybag mendapatkan perlakuan yang sama. Tiap tiga buah polybag ( polybag A/B/C/D/E) merupakan media tanam bagi kompetisi antara sawi (Brassica juncea) dengan sawi (Brassica juncea) atau kompetisi intraspesifik, jagung (Zea mays) dengan jagung (Zea mays) atau kompetisi intraspesifik, dan sawi (Brassica juncea) dengan jagung (Zea mays) atau kompetisi interspesifik.

Setelah dua daun pertama mulai terlihat, yaitu sekitar satu hari setelah perkecambahan , biji mulai di semai di atas polybag. Untuk kompetisi antarspesies , polybag diisi 10 biji jagung (Zea mays) dan 10 biji sawi (Brassica juncea) untuk masing-masing polybag. Sedangkan untuk kompetisi interspesies , polybag diisi lima biji sawi (Brassica juncea) dan lima biji jagung (Zea mays). Penyemaian biji tidak tepat di atas permukaan tanah , tetapi sedikit dikubur di bawah permukaan atas tanah. Perlakuan ini bertujuan supaya benih yang disemai tidak dimangsa oleh hewan-hewan nocturnal , misalnya burung.

Setelah proses penyemaian selesai , masing-masing polybag disiram dengan air sumur. Karena biji masih sangat muda dan baru berkecambah maka penyiraman tidak dilakukan dengan pengguyuran air secara langsung , tetapi hanya memerciki polybag dengan air secukupnya supaya biji tidak menjadi busuk. Proses penyiraman ini dilakukan pula setiap hari supaya biji tidak mengalami kekeringan. Perlakuan selanjutnya adalah mengamati pertumbuhan biji sawi dan biji jagung dengan cara mengukur tinggi keduanya. Pengukuran ini tidak dilakukan dengan menggunakan penggaris atau pun alat ukur pada umumnya. Akan tetapi , alat yang digunakan adalah benang jahit. Penggunaan benang ini dimaksudkan supaya biji yang mulai tumbuh tidak mengalami kerusakan morfologi , misalnya , putusnya akar yang mulai memantak ke dalam tanah atau patahnya batang tanaman yang masih muda. Proses pengamatan pertumbuhan vegetatif ini dilakukan setiap 7 hari sekali selama 21 hari.

4.2.2 Kompetisi Intraspesifik

Grafik 1. Pertumbuhan Tanaman Intraspesifik Antara sawi Vs Sawi

Dari grafik (Grafik 1) terlihat perbedaan pertumbuhan tanaman yang sama dalam 1 polybag. Dari tabel (Perrtumbuhan tanaman antara sawi vs sawi) dapat dilihat bahwa tidak semua biji sawi yangg ditanam sebanyak 10 biji tidak tumbuh secara merata bahkan beberap biji tidak tumbuh sama sekali. Hal ini membuktikan bahwa terjadi persaingan antara spesies yang sama karena penggunaan sumber daya yang sama. Pada tanah:pupuk (1:4) terlihat bahwa (lihat grafik 1) pertumbuhan tanaman sawi lebih pesat dibanding menggunakan media lain sebab unsur hara yang dikandung dalam media tanah:pupuk 1:4 lebih banyak dibanding dengan media lain. Hal ini juga dibuktikan pada grafik 2 yang memperlihatkan bahwa banyaknya unsur hara yang terkandung dalam polybag juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan persaingan antara dua spesies.

Grafik 2. Pertumbuhan Tanaman Intraspesifik Antara Jagung Vs Jagung

4.2.3 Kompetisi Interspesifik

Grafik 3. Pertumbuhan Tanaman Interspesifik Antara Sawi Vs Jagung

Grafik 4. Pertumbuhan Tanaman Interspesifik Antara Sawi Vs Jagung

Dibanding dengan grafik 1 dan grafik 2, grafik 3 dan 4 jelas memperlihatkan persaingan yang terjadi antara kedua tanaman. Pada media tanah dan tanah:pupuk (1:3), pertumbuhan tanaman jagung tumbuh pesat dibanding sawi sedangkan untuk media lainnya pertumbuhan sawi lebih pesat dibanding jagung. Persaingan untuk memperebutkan unsur hara, air, cahaya dan unsur-unsur yang mendukung untuk membentuk energi oleh kedua spesies yang berbeda jelas terlihat karena berada dalam polybag yang sama dengan penggunaan sumber daya yang sama pula. Namun kompetisi ini tidak sering terjadi karena niche yang diperlukan tidak terlalu luas dibandingkompetisi interspesifik. Data tabel (sawi vs jagung) memperlihatkan beberapa biji tidak tumbuh atau pertumbuhannya melambat karena telah terjadi persaingan pada kedua spesies tersebut.

Menurut Odum, interaksi yang bersifat persaingan sering melibatkan ruangan, pakar atau hara, sinar, bahan-bahan buangan atau sisa, susceptibilitas terhadap pemangsa, penyakit dan sebagainya, dan banyak lagi tipe interksi timbal balik atau bersama. Akibat persaingan sangat menarik dan telah banyak dipelajari sebagai salah satu mekanisme seleksi alam. Persaingan antarjenis dapat berakibat dalam penyesuaian keseimbangan dua jenis, atau dapat berakibat dalam penggantian populasi jenis satu dengan yang lainnya atau memaksanya yang satunya itu untuk menempati tempat lain atau menggunakan pakar lain, tidak perduli apapun yang menjadi dasar persaingannya itu. Sering kali teramati bahwa organisme-organisme yang dekat hubungannya mempunyai kebiasaan atau bentuk-bentuk hidup yang serupa sering kali tidak terdapat didalam tempat-tempat yang sama. Apabila mereka tinggal ditempat yang sama, mereka menggunakan pakar yang berbeda, mereka aktif yang berbeda, atau kalau tidak mereka menempati relung-relung ekologi yang berbeda.

Secara umum, pertumbuhan tanaman jagung baik pada pola interaksi kompetisi intraspesifik maupun pola kompetisi interspesifik pertumbuhannya lebih baik dibandingkan dengan tanaman sawi. Selain dilihat dari tinggi tanaman juga dapat dilihat dari banyaknya biji yang tumbuh ataupun banayaknya biji yang tidak tumbuh. Tinggi tanaman muda jagung lebih tinggi dibandingkan tinggi tanamn muda sawi. Biji jagung juga lebih banyak tumbuh dibandingkan biji sawi. Persaingan diantara tumbuhan ini secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem ini akan bersaing untuk air dan bahan makanan. Dan karena mereka tidak bergerak, maka ruang menjadi faktor penting, di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi menguasai sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembaban serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).

Dalam praktikum ini, tanaman jagung memilki ukuran yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman sawi. Oleh karena itu, tumbuhan jagung lebih menguasai sinar matahari dan memodifikasi suhu, kelembaban serta aliran udara pada permukaan tanah. Sehingga tanaman jagung juga mendapatkan energi matahari yang lebih banyak sebagai bahan fotosintesis dan akibatanya pertumbuhan jagung juga lebih baik dibandingkan dengan tanaman sawi. Selain itu, tanaman jagung juga memiliki perakaran yang lebih banyak dan panjang dibandingkan tanaman sawi sehingga mudah untuk memperoleh air dan zat hara.

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pola interaksi kompetisi intraspesifik dan pola interaksi kompetisi interspesifik memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan sawi (Brassica juncea ) dan jagung (Zea mays). Pertumbuhan tanaman jagung lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman sawi baik dilihat dari tinggi tanaman maupun banyaknya biji masing-masing tanaman yang tumbuh. Hal ini disebabkan karena tanaman jagung memiliki ukuran yang lebih tinggi di atas tanah, sehingga tumbuhan jagung lebih menguasai sinar matahari untuk proses fotosintesis dan tanaman jagung juga memilki perakaran yang lebih banyak dan panjang dibandingkan tanaman sawi sehingga mudah untuk memperoleh air dan zat hara.

DAFTAR PUSTAKA

Budiastuti. 2009. Foliar Triaconthanol Application and Plant Spacing on Mungbean. UI Press : Jakarta.

Ewusie. 1990. Pengantar Ekologi Tropika . ITB : Bandung.

Kartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Remadja karya CV : Bandung.

Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Budidaya Pertanian. UGM: Yogyakarta.

Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press : Jakarta.

Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press : Yogyakarta.

Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press: Yogyakarta.

No comments: