Pages

Saturday, May 29, 2010

Analisis Isu Lingkungan


Untuk menghindari terjadinya akurasi semu yang seringkali tersirat ketika hanya ada satu pernyataan atau kesimpulan tunggal yang disajikan, maka pengkajian harus menyajikan serangkaian hubungan mengenai isu tertentu, masing-masing ditentukan menurut kondisi yang berbeda; mengindikasikan kepekaan untuk berubah (misalnya melalui peningkatan pengetahuan, atau mengubah prioritas); dan harus mengakui adanya ketidakpastian dengan lebih gamblang. 
Penilaian bahaya secara toksikologi dan ekotoksikologi biasanya sangat terkait dengan jenis senyawa kimia. Penilaian bahaya secara ekotoksikologi yang ada pada kita dihubungkan dengan guideline klasifikasi negara-negara Uni Eropa. Penilaian yang sangat mirip dilakukan oleh Jerman ”Umweltbundesamt” ketika mereka mengkatagorikan senyawa-senyawa dan tatacara pembuatannya ke dalam kelas pencemar air di bawah regulasi admistratif untuk senyawa-senyawa pencemar air. Penilaian tersebut selalu didasarkan pada LC50 atau EC50 untuk spesies yang paling sensitif  (Anonim, 2010).

Mengkaji Toksisitas
Setiap bahan secara potensial bersifat racun dimana bahan tersebut dapat menyebabkan cedera atau kematian bila eksposurnya cukup tinggi. Bahkan air dan oksigen, yang penting bagi kehidupan manusia,  dapat bersifat racun dalam dosis yang cukup tinggi. Ada jutaan bahan yang terjadi secara alami atau sintetis. Kebanyakan bahan yang sistem biologisnya terekspos dalam lingkungan terjadi secara alami. Dalam menyelidiki efek bahan pada sistem biologis, metode dan pendekatan tertentu sama-sama dapat diterapkan, terlepas apakah tujuannya untuk melindungi kesehatan manusia atau lingkungan alam. 
Pengujian laboratorium untuk menyelidiki toksisitas dapat berlangsung secara in vitro atau in vivo. Pengujian in vitro  dilaksanakan pada sel atau mikroorganisme, berkisar dari bakteri, sel-sel mamalia hingga jaringan mamalia, dan telah digunakan untuk menyelidiki mekanisme efek beracun yang dikeluarkan oleh suatu bahan.
Pengujian  in vivo  dilakukan untuk mengamati efek suatu bahan pada seluruh kumpulan sel yang berinteraksi, jaringan, dan organ yang menciptakan sebuah organisme hidup; dalam hal efek bahan tidak diketahui, bentuk pengujian ini dapat menunjukkan apakah pada kenyataannya ada efek terhadap banyak sasaran potensial, yang merupakan akibat dari banyak interaksi potensial. Efek yang diamati  bisa bersifat perilaku atau fungsional atau terjadi dalam organ, jaringan atau cairan tubuh. Dengan tidak adanya data mengenai efeknya pada manusia, maka pengujian dengan mamalia akan memberikan data yang dapat membuat prediksi mengenai toksisitas bahan yang sama pada manusia. 
Percobaan toksikokinetik dilaksanakan untuk menyelidiki perilaku bahan di dalam organisme. Biasanya mereka menyelidiki absorpsi (penyerapan bahan beracun yang potensial oleh organisme), metabolisme (transformasi bahan di dalam organisme), distribusi (gerakan bahan dan metabolit di dalam organisme) dan penghilangan bahan dan metabolit dari organisme. Pengkajian toksisitas harus memperhitungkan efek metabolit serta efek bahan asal (Anonim, 2000).
 
Daftar Pustaka



  • Anonim. 2000. BAPEDAL Environmental Management Services Project. BRNP, EMS, BAPEDAL : Jakarta



No comments: