Pages

Saturday, May 08, 2010

Pengukuran suHu Tubuh


PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Kemampuan untuk merasa dan mengatur suhu temperatur merupakan kunci untuk bisa bertahan hidup. Panas memegang peranan untuk sintesis dan survive organisme pertama di bumi. Selain itu kemampuam untuk merasa dan mengatur suhu tubuh berkontribusi untuk evolusi organisme uniseluler menjadi organisme multiselular berdarah dingin (Lim, 2008).
Latihan fisik merupakan suatu lingkungan dimana fungsi termoregulasi diuji untuk bertahan dan mengetahui kerja suatu energi. Selama panas panjang, temperatur bisa meningkat dari  37°C sampai >42°C, sehingga bisa merusak cytoskeleton dan fungsi organ serta pusat saraf melemah. Termoregulator sangat penting untuk elindungi atlet dari cedera panas dan pengaturan kondisi panas dalam tubuhnya (Lim, 2008).
Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan turut mempengaruhi suhu tubuh manusia. Karena itulah dilakukan praktikum ini dimana suhu tubuh diukur dengan beberapa lingkungan yang berbeda yang dalam hal ini adalah aktivitas manusianya (probandus) pada beberapa bagian tubuh yang berbeda pula dengan menggunakan thermometer klinis.

Permasalahan
Permasalahan yang dibahas pada praktikum ini adalah bagaimana mempraktikkan penggunaan thermometer klinis dan mengetahui suhu tubuh manusia pada beberapa bagian tubuh dan keadaan lingkungan yang berbeda.

Tujuan
Paktikum ini bertujuan untuk mempraktikkan penggunaan thermometer klinis dan mengetahui suhu tubuh manusia pada beberapa bagian tubuh dan keadaan lingkungan yang berbeda.


METODOLOGI

Alat dan Bahan
  •  Alat
   Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Suhu Tubuh Manusia adalah thermometer klinis dan kertas tissue
  • Bahan
Bahan yang digunakan adalah alkohol 70% dan es batu.

  • Cara Kerja
Pengukuran suhu tubuh dengan thermometer klinis dilakukan di fossa axillaris dan mulut. Probandus tidur terlentang dengan bagian atas terbuka. Ujung termometer dimasukkan ke fossa axillaris dan lengan diarahkan ke arah dada sehingga fossa axillaris tertutup. Ditunggu hingga terdengar bunyi dari termometer kemudian hasilnya dibaca dan dicatat. Setelah itu, ujung termometer dimasukkan di bawah lidah dan ditutup rapat. Ditunggu hingga terdengar bunyi dari termometer dan dicatat hasilnya. Selanjutnya, probandus disuruh bernafas melalui mulut terbuka. Temperatur dibaca setelah 5 menit dan setelah 10 menit. Probandus kemudian berkumur dengan es, dan temperatur dibaca setelah 5 menit dan setelah 10 menit. Semua hasil dicatat dalam suatu tabel.



HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum suhu tubuh manusia bertujuan untuk mempraktikkan penggunaan termometer klinis dan untuk mengetahui suhu tubuh manusia pada beberapa bagian tubuh dan keadaan lingkungan. Menurut Benneth (1996) dan Gelfand (1998) dalam Ritarwan (2003),  umumnya suhu tubuh berkisar antara 36,1°C atau lebih rendah pada dini hari sampai 37,4°C pada sore hari.  Atau 36,5  + 0,7° C. Lebih lanjut dijelaskan, suhu tubuh rata-rata orang sehat 36,8° dengan titik terendah pada jam 06.00 pagi dan tertinggi pada jam 16.00. Suhu normal maksimum (oral) pada jam 06.00 adalah 37,2°C dan suhu normal maksimum pada jam 16.00 adalah 37,7°C. 
Langkah awal yang dilakukan pada praktikum ini adalah menyiapkan semua peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan, yaitu thermometer klinis (digital), tissue, air es dan alkohol 70%.
Penggunaan termometer klinis (digital) lebih mudah dibandingkan dengan termometer biasa (raksa). Termometer klinis (digital) tidak memerlukan proses kalibrasi terlebih dahulu seperti termometer biasa (raksa) yang harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara menurunkan suhu hingga 35º C (air raksa dikembalikan ke titik semula), tetapi dengan cara menekan tombol ON kemudian ujung termometer diletakkan pada bagian-bagian tubuh tertentu; misalnya mulut, untuk mengukur suhu tubuh.
Setelah itu dipilih probandusnya, yaitu laki-laki dan perempuan dimana probandus perempuan adalah praktikan dengan berat badan terkecil. Probandus laki-laki terpilih adalah Mahmud dengan berat badan 51 kg dan probandus perempuan adalah Meirina dengan berat badan 41 kg.
Praktikum ini sendiri dilakukan di dua ruang yang berbeda, yaitu ruang laboratorium Zoologi (suhu ruang) dan ruang ber-AC (depan ruangan kepala lab. zoologi). Hal ini bertujuan untuk membandingkan suhu tubuh seseorang pada ruang dengan suhu tinggi dan suhu rendah serta bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor lingkungan (suhu luar) terhadap suhu tubuh seseorang.
Pengukuran suhu tubuh yang pertama yaitu pada bagian fossa axillaris. Masing-masing probandus mengambil posisi tidur terlentang. Selanjutnya ujung termometer klinis diletakkan di fossa axillaris dengan posisi lengan diarahkan ke dada dimana hal ini dimaksudkan agar pengukuran suhu tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan (suhu luar) sehingga suhu yang terukur adalah benar-benar merupakan suhu tubuh probandus.
Setelah pengukuran suhu probandus melalui fossa axillaris selesai, termometer kemudian dibersihkan dengan alkohol 70%. Larutan alkohol 70% berwarna bening dan berfungsi sebagai desinfektan sehingga termometer tetap steril dan aman digunakan untuk prosedur selanjutnya. Ujung termometer klinis kemudian dimasukkan di bawah lidah masing-masing probandus dan kemudian mulut ditutup rapat. Hal ini dimaksudkan supaya ketika pengukuran suhu tubuh berlangsung tidak ada pengaruh dari luar (suhu lingkungan).
            Prosedur selanjutnya yaitu masing-masing probandus bernafas melalui mulut terbuka selama 5 menit dan 10 menit. Bernafas melalui mulut yang terbuka ini dimaksudkan untuk memasukkan udara dari lingkungan luar dimana udara dari lingkungan luar memiliki suhu yang berbeda dengan suhu tubuh sehingga dapat diketahui pengaruh suhu lingkungan luar terhadap pengukuran suhu.
Pengukuran suhu tubuh selanjutnya dilakukan setelah masing-masing probandus berkumur dengan es batu selama 5 menit dan 10 menit. Perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dingin terhadap suhu tubuh manusia.
Keempat prosedur tersebut dilakukan oleh masing-masing probandus pada dua tempat yang telah dikatakan sebelumnya; yaitu di laboratorium zoologi dan di depan ruang Ka. Lab. Zoologi.
            Melalui hasil pengamatan (data tertera pada lampiran) dapat diketahui bahwa suhu tubuh di dalam ruang ber-AC lebih rendah daripada ruang non-AC. Hal ini disebabkan karena suhu lingkungannya yang berbeda. Suhu lingkungan yang berbeda akan menimbulkan efek yang berbeda pula, dimana apabila suhu lingkungan lebih panas akan terjadi vasodilatasi pembuluh, sedangkan apabila suhu lingkungan lebih dingin akan terjadi vasokontriksi pembuluh. Hal inilah yang mengakibatkan terjadi perbedaan suhu tubuh pada lingkungan yang berbeda.
            Pengukuran suhu tubuh melalui mulut berbeda hasilnya dengan pengukuran melalui fossa axilaris. Hal ini disebabkan karena pada pengukuran fossa axilaris relatif masih terpengaruh oleh suhu ruangan karena thermometer tidak diletakkan tepat di fossa axilaris melainkan di luar baju yang menutupi fossa axilaris. Sedangkan pengukuran suhu melalui mulut hanya sedikit dipengaruhi oleh lingkungan karena diletakkan di bawah lidah dengan mulut yang tertutup rapat.
Data pengukuran suhu tubuh dengan perlakuan bernafas melalui mulut menunjukkan bahwa suhu pada mulut terbuka lebih rendah dari pada suhu dengan mulut tertutup. Hal ini dikarenakan bernafas dengan posisi mulut terbuka, maka panas dalam tubuh (hasil proses respirasi/bernafas) dikeluarkan sehingga suhu tubuh menurun. Namun pada pengukuran suhu tubuh setelah bernafas dengan mulut terbuka selama 10 menit terjadi kenaikan suhu tubuh karena tubuh telah melakukan mekanisme adaptasi, salah satunya dengan meningkatkan respirasi sehingga suhu tubuh kembali naik.
Pengukuran suhu tubuh setelah berkumur dengan es batu selama 5 menit dan 10 menit menunjukkan terjadi penurunan suhu tubuh. Suhu bawah lidah terpengaruh dengan suhu es batu sehingga terjadi penurunan suhu.
Dari hasil pengamatan tersebut maka dapat dikatakan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi suhu tubuh meliputi :
1.  Variasi diurnal
Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu terendah manusia yang tidur pada malam hari dan bangun sepanjang siang terjadi pada awal pagi dan tertinggi pada awal malam. 
2.  Kerja jasmani/ aktivitas fisik
Setelah latihan fisik atau kerja jasmani suhu tubuh akan naik terkait dengan kerja yang dilakukan oleh otot rangka. Setelah latihan berat, suhu tubuh dapat mencapai 40°C.
3.  Jenis kelamin
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi daripada wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid. Pada saat ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3-0,5°C. 
4.  Lingkungan
Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh. Udara lingkungan yang lembab juga akan meningkatkan suhu tubuh karena menyebabkan hambatan penguapan keringat, sehingga panas tertahan di dalam tubuh.
(Anonim, 2010).
Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis termoreseptor, satu di kulit (peripheral thermoreceptors) dan satu lagi di hipotalamus, medula spinalis (central thermoreceptors). Termoreseptor sentral memberi umpan balik yang penting dalam mempertahankan suhu inti tubuh ketika termoreseptor perifer memberi informasi. Hipotalamus mengintegrasikan refleks dan mengirimnya melalui saraf simpatis ke kelenjar keringat, arteriola kulit, dan medula adrenal serta melalui saraf motorik ke otot rangka. Suhu tubuh diatur oleh hipothalamus (lihat Gambar 4.5) untuk mempertahankan suhu tubuh pada suhu lingkungan antara 27,8° - 30°C. Kisaran suhu lingkungan ini disebut thermoneutral zone (Anonim, 2010)

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah suhu tubuh manusia dapat diukur menggunakan termometer klinis, yaitu dengan menyelipkan termometer klinis ke dalam lipatan fossa axilaris atau bawah lidah kemudian ditunggu hingga terdengar bunyi dari termometer. Angka yang muncul pada termometer setelah termometer berbunyi adalah nilai dari suhu tubuh ketika pengukuran. Suhu tubuh dipengaruhi kondisi lingkungan. Apabila suhu luar lebih panas maka akan terjadi vasodilatasi, sedangkan apabila suhu lingkungan lebih dingin akan terjadi vasokontriksi. Suhu tubuh di ruang ber-AC lebih rendah daripada di suhu kamar. suhu tubuh di bawah lidah umumnya lebih hangat daripada fossa axilaris. Suhu tubuh setelah bernafas melalui mulut dan berkumur dengan es menyebabkan suhu tubuh menurun.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pengaturan Suhu Tubuh. http://www.staff.ui.ac.id/thermoregulation.Diakses pada Tanggal 19 April 2010 pukul 18.05 WIB
Gębczyński, Andrzej. K.  Daily Variation of Body Temperature, Locomotor Activity And Maximum Nonshivering Thermogenesis in Two Spesies of Small Rodents. Elsevier : Journal of The Biology 29 (2004) : 123-131.
Guyton, Arthur. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Hidayati, Dewi. 2010. Modul Fisiologi Hewan. FMIPA ITS : Surabaya.
Lim, Leong.C., Byrne, C . Human Thermoregulation and Measurement of Body Temperature in Exercise and Clinical Settings. Thermoregulation in Sports and Exercise 2008; 37 (4).
Ritarwan, Kiking. 2003. Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcame Penderita Stroke yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara : Medan.

No comments: