Pages

Wednesday, November 17, 2010

Variasi Genetik Dalam Populasi

Within – Population Variation, Contohnya :
• Sexual dimorphisme; sehingga menyebabkan adanya perbedaan jenis kelamin pada suatu populasi baik populasi hewan, tumbuhan, ataupun manusia (Sidharta, 1995).
• Individu jantan dan betina pada populasi kupu-kupu ‘semanggi’ memiliki variasi warna. Kupu-kupu jantan selalu berwarna kuning, sedangkan kupu-kupu betina dapat berwarna kuning atau putih.
• Perbedaan golongan darah seseorang. Misalnya : 1000 orang mahasiswa Biologi ITS diperiksa golongan darahnya menurut sisten ABO dan didapatkan hasil golongan A 320 orang, B 150 orang, AB 40 orang, dan O 490 orang
(Suryo, 2005).
• Limpets memiliki tekstur cangkang yang berbeda – beda sesuai ukurannya dimana semakin besar ukuran Limpets senakin kasar tekstur cangkangnya.
• Adanya variasi warna pada populasi Sand dollars (coklat tua, coklat muda, putih, atau abu-abu).
• Sekelompok orang di suatu perkampungan memiliki variasi usia, mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa.
• Variasi mating (cara kawin) pada spesies-spesies jantan Ungulates. Misalnya : 1) Jantan pada populasi Ovis canadensis memiliki taktik/cara mating dengan merawat betinanya, memberi batas teritori, atau mengejar individu betina, 2) strategi mating pada populasi Damaliscus lunatus adalah mengikuti kemanapun perginya betina, membentuk wilayah teritori, atau memberikan tanda artifisial di wilayahnya (Isvaran, 2005).

Between – Population Variation, Contohnya :
• Adanya variasi proses penyerbukan pada populasi Plantago maritima di Amerika dengan populasi di Eropa dimana Plantago maritima di wilayah Amerika bersifat self - fertile (menyerbuk sendiri), sedangkan populasi Plantago maritima di Eropa bersifat self – sterile.
• Populasi Microctonus aethiopoides di Eropa bersifat parasit bagi Sitona lepidus, sedangkan di New Zealand M.aethiopoides tidak berpengaruh bagi eksisnya Sitona lepidus. Hal tersebut dikarenakan adanya variasi allozyme antara populasi di Eropa dan New Zealand (Iline, 2003).
• Ukuran tubuh maksimum komodo di pulau Komodo dan Rinca 15% lebih besar dibandingkan ukuran tubuh maksimum komodo di pulau Gili Montang dan Nusa Kode dimana variasi tersebut dipengaruhi oleh sumber daya alam di masing-masing pulau (Jessop, 2005).
• Pada umumnya tanaman Pterocarpus indicus di dataran tinggi (Yogyakarta) memiliki warna daun yang berbeda dengan Pterocarpus indicus di dataran rendah (Jakarta). Daun Pterocarpus indicus di dataran tinggi berwarna hijau tua dan cerah, sedangkan di dataran rendah berwarna hijau, hijau kekuningan, atau kuning. Selain karena faktor lingkungan yang berbeda, variasi warna daun di kedua populasi tersebut juga disebabkan adanya perbedaan gen pembentuk klorofil. Y3 merupakan gen dominan yang menyebabkan munculnya zat hijau daun, sedangkan gen y3 merupakan gen resesif terhadap penampakan zat hijau daun. Tanaman yang kekurangan klorofil (daunnya berwarna hijau kekuningan atau kuning) dijumpai pada tanaman yang mempunyai sifat homozigot resesif /y3y3 (Welsh, 1991).

Daftar Pustaka

  • Iline, I., dan Philips, C. 2003. Allozyme Variation Between Europen and New Zealand population of Microctonus aethiopoides. New Zealand Plant Protection. 56 : 133 – 137.
  • Isvaran, Kavita. 2005. Variation in Male Mating Behaviour Within Ungulate Populations : Patterns and Processes. Current Science. 89 (7).
  • Jessop, S., dkk. 2005. Ukuran Tubuh Maksimum Antar Populasi – Terbatas – Pulau Biawak Komodo dan Keterikatannya Dengan Kepadatan Mangsa Besar. Taman Nasional Komodo, Zoological Society of San Diego, The Nature Conservancy.
  • Suryo. 2005. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
  • Welsh, James., dan Mogea, Johanis. 1991. Dasar-Dasar Genetika Dan Pemuliaan Tanaman. Penerbit Erlangga : Jakarta.

No comments: