Pages

Monday, January 25, 2010

Sekilas Mengenai Agama Penduduk Jepang

Masyarakat Jepang mempunyai pandangan yang sangat sekuler dan tidak begitu peduli pada keberadaan agama. Menurut Statistik mengenai agama (tahun 1992) yang disusun oleh Departmen Pendidikan Jepang, pengikut agama Shinto^; berkisar 106.643.616 orang, agama Budha sebanyak 95.765.996 orang, Kristen (termasuk Katolik) 1.486.588 orang, yang lainnya 10.833.994 orang. Perkiraan ini sering digunakan sebagai referensi oleh ilmuwan asing, tetapi keakuratan angka tersebut masih dipertanyakan.
Di Indonesia ada KTP dimana di dalam KTP tertulis agama seseorang. Sedangkan bangsa Jepang tidaklah mengenal KTP. Karena itulah sulit bagi orang Jepang menjelaskan dirinya mempercayai agama apa meskipun sebenarnya kepercayaan seseorang terhadap agama tidak dapat terpatri pada keterangan KTP. Masyarakat Jepang menganggap agama hanyalah adat atau kebiasaan. Menurut beberapa pendapat, sekitar 70% orang Jepang menjawab tidak memeluk agama apa pun. Alasannya karena orang Jepang merasa repot jika memilih salah satu organisasi agama yang dikendalikan oleh ajaran tertentu. Dalam undang-undang dasar Jepang, pemerintah tidak boleh ikut campur dalam urusan agama.
Ketika perang dunia kedua berakhir, orang Jepang memutuskan bahwa negaranya harus berdasarkan atas pemisahan agama dari negara. Memang tidak ada sekolah agama negara ( seperti IAIN di Indonesia). Ada pula larangan keras memakai anggaran negara untuk hal-hal agama. Apabila ada kasus pengeluaran anggaran negara untuk upacara keagamaan, kasus ini diadukan ke pengadilan sebagai pelanggaran undang-undang dasar. Di Jepang pernah orang Kristen menjadi Perdana Menteri, namanya O^HIRA Masayoshi, selama dari tahun 1978 sampai 1980. Memang jumlah orang Kristen hanya 1% dari penduduk Jepang, tapi hal O^HIRA adalah orang Kristen tidak sama sekali menjadi masalah dan tidak sama sekali mempengaruhi kebijaksanaannya. Kebanyakan orang Jepang tidak begitu peduli, asal tidak fanatik, agama yang di anut penguasanya.

Seperti penjelasan singkat di atas, masyarakat Jepang sekarang menjadi sangat sekuler. Agama yang dominan, seperti Islam di Indonesia, tidaklah ada. Pada masa lalu, agama yang dominan itu agama Buddha. Tetapi, di bawah kontrol selama 250 tahun oleh pemerintah TOKUGAWA BAKUFU (TOKUGAWA adalah nama warga SHOGUN, BAKUFU artinya pemerintah), agama Buddha menghilangkan daya dinamis sebagai agama dalam rakyat. Sebelum TOKUGAWA BAKUFU berdiri, sering meletus pembrontakan rakyat yang berdasar atas keyakinan agama Buddha. Karena itulah Pemerintahan TOKUGAWA BAKUFU perlu mewaspadai dan mengontrol agama Buddha.
Untuk memenuhi Kebutuhan rakyat dalam bidang spiritual, pada abad 19 (akhir zaman EDO, nama kuno Tokyo), beberapa agama baru mulai muncul. Sejak saat itu hingga sekarang, kedudukan dominan agama Buddha secara berangsur-angsur digantikan oleh agama-agama baru. Sekarang, pengikut agama Budha, kebanyakannya "Budhis KTP" (seperti Islam KTP di Indonesia ^_^). Walaupun begitu, saya tetap tidak mengerti mengenai agama yang dianut oleh penduduk Jepang karena ketika mereka di lahirkan mereka beragama Shinto. Kemudian saat beranjak remaja mereka mengenakan salib sebagai liontin dan pergi ke gereja setiap minggu. Namun, ketika meninggal mereka dikremasi layaknya penganut agama Budha. Kesannya seperti mempermainkan Tuhan saja. Walaupun begitu, kebudayaan Jepang tetap menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi saya termasuk agama penduduknya.

No comments: