Pages

Saturday, March 12, 2011

Kaktus Kaktus

Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae. Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air (Anderson, 2001).
Menurut sistem APG (Angiosperm Phylogeny Groups) II, klasifikasi kaktus terutama spesies Opuntia vulgaris adalah sebagai berikut:
Regnum            : Plantae
Divisio              : Spermatophyta
Classis             : Core Eudicots
Ordo                 : Caryophyllales
Familia              : Cactaceae
Genus               : Opuntia
Spesies             : Opuntia vulgaris

Sejarah
Penemuan tentang kaktus dipercayai telah dimulai lama sebelum bangsa Eropa menemukan Dunia Baru. Namun, berbagai informasi mengenai tumbuhan tersebut hilang ketika terjadi penjajahan oleh Spanyol. Referensi pertama mengenai tanaman kaktus ditemukan pada abad ke-16 di dalam bab 16 dari buku Historia general y natural de las Indias (1535). Penulis buku tersebut, Hernandez de Oviedo y Valdez mendeskripsikan kaktus sebagai tanaman yang memiliki duri yang khas dan buah yang unik. Sebagian besar spesies kaktus berasal dari Amerika Utara, Selatan, dan Tengah. Genus kaktus pertama yang diimpor ke Eropa adalah Melocactus. Seorang botaniawan asal Swedia, Carl Linnaeus, memberikan nama kaktus yang diambil dari bahasa Yunani Κακτος kaktos. Dalam bahasa Yunani klasik, kata tersebut memiliki makna tanaman liar berduri (Anderson, 2001).

Kaktus merupakan tumbuhan asli Amerika. Kaktus itu ada bermacam-macam. Ada yang bentuknya seperti batu-batu kecil yang ukurannya tidak lebih dari 5 cm, misalnya Lithop, Titanopsis, Lapidaria, Penestraria, dan Gibbaeum. Ada pula kaktus-kaktus raksasa yang sering kita lihat di film-film koboi, seperti Cereus peruvianus.
Kaktus termasuk kelompok tanaman succulent yaitu tanaman yang banyak mengandung air di tubuhnya, sama seperti lidah buaya dan cocor bebek. Selama musim penghujan, batang kaktus akan membengkak karena terisi air, sementara saat kemarau batangnya perlahan-lahan menyusut. Bunga kaktus sangat menyolok dan cukup berbeda daripada bunga tanaman lain. Di Indonesia kaktus mulai dikenal awal tahun 1900-an. Mulanya pemerintah Belanda mendatangkan kaktus jenis duri entong (Cereus peruvianus) dan kaktus duri gambas (Opuntia monocantha) sebagai makanan ternak.
Lebih dari 2000 jenis kaktus ada di belahan bumi. Dari 100an marga, kaktus dikelompokan menjadi 3 suku: Preskioidea, Opuntodeae dan Cereoidea. Jenis Preskioidea biasanya mempunyai daun dan berduri. Bentuknya bisa berupa pohon semak hingga tinggi 10 meter. Karakteristik opuntodeae lain lagi, kelompok ini memiliki batang beruas. Bentuknya bulat telur, pipih, memanjang atau berupa semak. Adakalanya berdaun namun mudah gugur. Opuntodeae juga memiliki areole yang berduri. Jenis terakhir, Cereoidea paling banyak dijumpai. Sebagian jenis ada yang menyerupai silinder, beruas, bulat, bahkan memanjang. Jenis ini tidak memiliki daun dan areolenya ditumbuhi aneka bentuk duri (Budi, 2004).
Memperbanyak Kaktus
Kaktus bisa dikembang-biakkan dengan berbagai cara. Sebagian orang meperbanyak dengan biji. Walaupun sedikit rumit, cara ini masih tetap dilakukan. Pertama biji kaktus harus dikeringkan, direndam dalam air hangat baru disebar dalam media semai yang biasanya berupa pasir halus, batu bata tumbuk dan tanah kompos. Setelah kaktus berumur setahun dan mempunyai panjang 4-5 cm, kaktus sudah bisa dipindahkan ke media tanam.
Cara yang paling mudah memperbanyak kaktus adalah dengan setek batang. Jika dilakukan dengan cara yang benar, steak paling rendah risiko kegagalannya. Batang kaktus dipilih yang tidak terlalu tua atau muda. Potong dengan pisau tajam sepanjang 6 cm. Biarkan 7 - 10 hari di tempat yang sejuk agar luka mengering. Proses berikutnya tinggal menanam di media tanam. Perlu diperhatikan, untuk jenis kaktus bulat atau beruas, pemotongan sebaiknya dilakukan tepat pada bagian ruasnya. Bekas potongan pada tanaman induk biasanya akan tumbuh tunas baru yang siap menjadi bibit setek baru.
Menyambung kaktus/grafting semakin diminati. Teknik ini mempunyai kelebihan, selain diperoleh bibit tanaman baru, grifting juga menciptakan dua jenis tanaman dari kaktus yang berbeda sehingga mempercantik penampilan. Pertama, siapkan batang induk/batang bawah, jenis cereus spachianus atau opuntia ficus indica bisa digunakan karena kuat perakarannya. Proses sambung kaktus harus cepat dilakukan sebelum bekas potongan mengering agar menempel sempurna. Ada banyak cara sambung kaktus, namun metode sambung rata dan sambung serong paling banyak dilakukan. Prosesnya hampir sama, potong rata atau serong batang induk dan batang atas dari jenis yang berbeda. Cara cepat tempelkan dan perkuat dengan tali rafia atau benang. Sambung kaktus terlihat berhasil jika terjadi pertumbuhan pada batang atas dan tali pengikat bisa dilepas (Budi, 2004).
Manfaat Kaktus        
Berbagai jenis kaktus telah lama dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya adalah Opuntia. Spesies ini banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang mudanya.Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai yang disebut queso de tuna. Sementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal sebagai nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-manis. Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kosmetik, dan obat-obatan.Dulunya, spesies kaktus Carnegiea gigantean dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung untuk pembuatan roti. Namun tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung dari jagung. Bagian akar dari Echinocactus platycanthus juga diolah dalam cairan gula untuk dijadikan permen. Bagian akar berkayu ataupun pembuluh vaskular yang mengandung lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar (Caldelario, 2002).
Pada zaman dahulu, penduduk asli Meksiko menggunakan rebusan daun kaktus untuk memurnikan air sungai yang kotor sebelum diolah menjadi air minum. Partikel tanah dan kotoran lain langsung mengendap begitu dicampur dengan rebusan kaktus. Perilaku penduduk Meksiko ini kemudian diteliti oleh Norma Alcantar, seorang ahli teknik biokimia dari University of South Florida. Kebetulan, Norma sendiri merupakan keturunan warga asli Meksiko yang menghuni Amerika Latin. Bagi tanaman kaktus, mucilago merupakan pelindung terhadap terik matahari. Zat ini mencegah penguapan air dari permukaan kaktus, sehingga tanaman ini dapat bertahan hidup di lingkungan yang kekurangan air seperti gurun pasir (Pramudiarja, 2010).
Ketika bercampur dengan air kotor, mucilago yang tersusun dari gula dan karbohidrat itu mengikat partikel-partikel halus yang mengotori air. Ikatan itu lalu menggumpal, sehingga mudah dipisahkan dari bagian air yang bersih. Arsenik yang bisa menyebabkan kanker itu bisa juga diikat oleh mucilago, menjadi molekul yang cukup besar sehingga bisa disaring dengan pasir.Bukan hanya itu saja, mucilago juga dapat membunuh bakteri yang merupakan salah satu polutan berbahaya dalam air minum. Belum diketahui pasti bagaimana mekanismenya, namun mucillago bisa menghasilkan air bersih yang 98 persen bebas bakteri (Pramudiarja, 2010).
Tanaman kaktus jenis nopal atau Opuntia vulgaris juga dimanfaatkan sebagai bahan pijat atau spa khususnya di daerah Punta Mia, Mexico. Duri kaktus dibuang dari dagingnya, kemudian direbus dalam air hangat. Setelah lunak, daging kaktus dipijatkan ke seluruh tubuh. Daging kaktus ini sekilas mirip dengan lidah buaya. Daging kaktus diketahui ampuh melembapkan, mendetoks, dan membatu mengobati luka bakar pada kulit. Tak seperti jenis pemijatan lain yang mesti menggunakan minyak, pemijatan ini dilakukan dengan air kaktus yang cepat menyerap ke kulit. Air ini juga tak berlendir atau lengket sehingga setelah dipijat tidak diperlukan mandi seperti pemijatan dengan minyak pijat pada umumnya (Daneswari, 2010).
Selain digunakan sebagai bahan pijat, kaktus di Mexico merupakan salah satu tumbuhan yang mampu menambah devisa negara. Buah spesies Opuntia yang dikenal sebagai ‘tunas’ merupakan salah satu komoditi ekspor Mexico ke Amerika Srerikat (USA). Selain sebagai buah, batangnya dapat dijadikan sayur. Kaktus termasuk ke dalam tumbuhan agroindustry karena berbagai olahannya telah di jual di pasar-pasar tradisional ataupun supermarket modern. Contoh olahan kaktus tersebut adalah marmalade, jus buah kaktus serta produk-produk bahan pelekat seperti pektin (Vigueras, 2001).


Daftar Pustaka
Anderson, Edward F. (2001). The Cactus Family. Timber Press, Incorporated. ISBN 0-88192-498-9
Budi, Sutomo. 2004. Kaktus, Menebar Pesona Lewat Durinya. http://budiboga.logspot.com. Diakses pada tanggal 6 Desember 2010 Pukul 20.15 WIB.
Candelario Mondragón-Jacobo, Salvador Pérez-González, (2002). Cactus (Opuntia spp.) as forage. Food & Agriculture Organization of the United Nations. ISBN 978-92-5-104705-7.
Daneswari, Prita. 2010. Spa kaktus, Pemijatan Ala Meksiko. http://mediaindonesia.com. Diakses pada tanggal 8 Desember 2010 Pukul 20.00 WIB.
Pramudiarja, Uyung. 2010. Getah kaktus Dapat Memurnikan Air Minum. http://detikhealth.com. Diakses Pada tanggal 7 Desember 2010 Pukul 20.30 WIB.
Vigueras Gal, Ortillo LP (December 2001). Uses Of Opuntia Spesies And The Potential Impact Of Cactoblastis Cactorum (LEPIDOPTERA: PYRALIDAE) In Mexico . Florida Entomologist 84 (4): 493-8.

No comments: