Pages

Saturday, July 09, 2011

Giberelin

Hormon tumbuh ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintesis. Giberelin merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan mempercepat perkecambahan. Penggunaan giberelin untuk mempercepat perkecambahan telah banyak dilakukan. Penelitian Murniati dan Zuhri (2002) mengungkapkan bahwa giberelin mampu mempercepat perkecambahan biji kopi. Giberelin juga dapat mempercepat pembentukan plb pada anggrek bulan (Bey dkk, 2005).
       Giberelin merupakan senyawa organik yang berperan penting dalam proses perkecambahan, karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih. Giberelin juga terkandung di dalam bahan alami seperti air kelapa dalam jumlah yang sangat sedikit. Hasil penelitian Bey dkk (2005) menunjukkan bahwa giberelin 2 ppm dapat meningkatkan tinggi kecambah anggrek. 
Selain mengakhiri dormansi biji dan memicu perkecambahan, giberelin memiliki fungsi fisiologis lain bagi tumbuhan. N Giberelin dapat mempengaruhi peristiwa pembungaan terutama bagi tumbuhan yang di daerah empat musim. Hormon ini mampu menginduksi tumbuhan untuk berbunga pada musim dingin atau lebih awal dimana peristiwanya dinamakan vernalisasi. Hal ini dikarenakan giberelin mampu menggantikan panjang hari kristis yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan pembungaan.
Giberelin (Terutama GA4 dan GA7) dapat menyebabkan perkembangan buah partenokapri pada beberapa spesies. Selain itu, giberelin dapat menyebabkan gerombol buah anggur menjadi lebih panjang sehingga buahnya tidak berdesakan dan tahan dari infeksi cendawan. Biasanya tanaman anggur disemprot giberelin sebanyak dua kali yaitu pada saat tanaman berbunga serta ketika rangkaian buah pertama terbentuk.
Giberelin juga digunakan oleh para pembuat bir untuk mempercepat laju pembuatan malt dengan memanfaatkan kecepatan hidrolisis pati oleh giberelin. Senyawa ini juga disemprotkan pada buah dan daun jeruk navel untuk mencegah timbulnya gangguan pada kulit buah selama masa penyimpanan. Langkah tersebut merupakan cara untuk menunda penuaan dan mempertahankan kulit buah tetap kencang. Sehingga dapat dikatakan bahwa giberelin digunakan untuk mencegah penuaan pada tanaman. Saat ini giberelin digunakan di Hawaii untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tebu dan hasil gulanya.
Interaksi Giberelin Dan Fitohormon Lain
Salisbury dan Ross (1992), menyatakan bahwa giberelin tidak hanya memacu perpanjangan batang tetapi juga pertumbuhan seluruh bagian tumbuhan termasuk daun dan akar. Selain itu giberelin akan merangsang sintesis auksin yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar. Selain itu, secara sinergis, peningkatan giberelin pada suatu tanaman selalu diiringi oleh peningkatan auksin dan sitokinin. Sehingga giberelin, auksin, dan sitokinin bekerja secara bersama-sama pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman meskipun fase yang dipengaruhinya berbeda-beda.
Jika giberelin bersifat sinergis dengan auksin dan sitokinin, giberelin bersifat antagonis dengan asam absisat (ABA) dan gas etilen. Giberelin dan ABA bersifat antagonis pada peristiwa dormansi biji dimana giberelin merupakan pemecah dormansi sedangkan ABA merupakan penyebab dormansi biji. Dormansi merupakan masa istirahat atau masa dimana biji tidak melakukan mekanisme metabolik meskipun berada pada kondisi lingkungan yang sesuai. Sehingga ABA dikenal sebagai hormon cekaman pada tumbuhan. Sementara itu, sifat antagonis antara giberelin dan etilen terjadi pada mekanisme senescens (penuaan) tanaman. Telah dikatakan sebelumnya bahwa giberelin dapat menunda atau mencegah penuaan dan pematangan buah sehingga suatu tumbuhan tetap terlihat segar. Sebaliknya, etilen berperan pada proses penuaan tanaman yaitu pada pemasakan buah dan pengguguran daun.
Walaupun mekanisme kerja antara fitohormon satu dan yang lain tidaklah sama, tetapi keberadaan senyawa-senyawa tersebut sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Tidak hanya sebagai pemicu pertumbuhan, tetapi juga menjaga kesetimbangan fisiologis yang pada akhirnya menjaga kelangsungan hidup tumbuhan tersebut.
Daftar Pustaka
Bey, Y.,  W. Syafii, dan N. Ngatifah. 2005. Pengaruh Pemberian Giberelin pada Media Vacint dan Went Terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis BL) Secara In Vitro. Jurnal Biogenesis. Vol 1(2):57-61   
Murniati dan E. Zuhry. 2002. Peranan Giberelin Terhadap Perkecambahan Benih Kopi Robusta Tanpa Kulit. Jurnal Sagu. Vol 1(1):1-5 
Salisburry dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Penerbit ITB: Bandung.


No comments: